Interelasi Manusia dengan Alam dalam Cerita Rakyat Danyak Kenyah Lepoq Jalan: Kajian Ekolinguistik
Abstract
Cerita rakyat Dayak Kenyah Lepoq Jalan mencermikan realitas kehidupan sehari-hari mereka yang berkaitan dengan alam. Hubungan masyarakat Dayak dengan alam terjalin harmonis karena saling membutuhkan satu sama lain. Sehingga penelitian ini bertujuan mendeskripsikan leksikon lingkungan fisik dan interelasi manusia dengan alam dalam cerita rakyat Dayak Kenyah Lepoq Jalan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan menggunakan kajian ekolingustik dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa cerita rakyat yang ditranskripsi dari tuturan. narasumebr Adapun sumber data diperoleh dari suku Dayak Keyah Lepoq Jalan, Siti Bilung usia 68 Tahun. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode cakap dengan teknik pancing, dengan melakukan wawancara secara natural dengan meminta informan. Dilanjutkan dengan teknik catat, rekam, dan transkripsi. Metode analisis data menggunakan metode padan referensial untuk menganalisis leksikon fisik dengan teknik lanjutan hubung menyamakan. Rumusan masalah kedua dianalisis dengan metode padan ekstralingual untuk melihat hubungan manusia dengan alam.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan leksikon yang berkaitan dengan lingkungan fisik ditemukan ada lima kategori, yaitu leksikon geografi, leksikon fauna, leksikon flora, leksikon alat, dan leksikon aktivitas. Leksikon fisik cerita rakyat Suku Dayak Kenyah ini yang menegaskan adanya interelasi manusia dengan alam, dari perspektif dimensi ideologis dan biologis. Ditemukan ada tiga interelasi manusia dengan alam, yaitu (1) interelasi manusia dengan sungai, (2) interelasi manusia dengan hutan, dan (3) interelasi manusia dengan burung. Ketiga interelasi ini mendeskripsikan mengenai hubungan yang benefit suku Dayak Kenyah Lepoq jalan dengan alam. Alam sebagai sumber kehidupan (air dan sumber makanan) dan , tempat berlangsungnya rutinitas (berladang, berburu, bubu), dan kepercayaan (penghuni hutan dan simbol burung/ persatuan). Ketergantungan manusia dengan alam sebagai proteksi untuk menjaga alam sebagai sumber pemenuhan kebutuhan hidup. Pelestarian alam terwujud dan manusia hidup berkecukupan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bang, J. Chr. dan Door, J. (1993). Language, Ecology, and Truth ± Dialogue and Dialectics. [online] Dapat diakses lewat situs: www.pdfio.com/k-22479.html
Bundsgard, Jeppe dan Sune Steffensen. (2000) . "The Dialectics of Ecological Morphology of Dialectics", dalam Anna Vebika Lindo dan Jeppe Bundsgard (eds.) Dialectal Ecolingustics: Three Essays for the Symposium 30 Years of Language and Ecology in Graz. December 2000.University of Odense.
Danandjaja, J. (1997). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dll. Jakarta: Pustaka Grafiti.
Djajasudarma, Hj. T. Fatimah. 2006. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama.
Halliday, M.A.K. (2001). “New Ways of Meaning: The Challenge to Applied Linguistics”. Dalam Fill, A. dan Muhlhausler, P. The Ecolinguistics Reader: Language, Ecology, and Environment. London: Continuum.
Haugen, E. (2001). “The Ecology of Language”. Dalam Fill, A. dan Muhlhausler, P. The Ecology of Reader: Language, Ecology, and Environment. London: Continuum.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Edisi Keempat. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta. Carasvatibooks.
Kusumaningrum, T.A. (2018). Jelajah Arsitektur Lamin Suku Dayak Kenyah. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Lindø, Anna Vibeke dan Jeppe Bundsgaard (eds). 2001. Dialectical Ecolinguistics Three Essays for the Symposium 30 Years of Language and Ecology in Graz December 2000. Austria: University of Odense Research Group for Ecology, Language and Ecology.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mbete,Aron Meko dan Abdurahman Adisaputera. 2009. “Penyusutan Fungsi Sosioekologis Bahasa Melayu Langkat pada Komunitas Remaja di Stabat”, Langkat.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Prasetia, Heru. 2013. Sejarah Masyarakat Dayak Kenyah Lepoq Jalan Lung Anai, Kutai Kertanegara. Dalam laman https://desantara.or.id/sejarah-masyarakat-dayak-kenyah-lepoq-jalan-lung-anai-kutai-kartanegara/
Selden, R, Widdowson, P., % Brooker, P. (1994). A Reader's Guide to Contemporary Literary Theory (Fifth Edition). United Kingdom: Pearson Longman.
Sellato, B. (2022). “Hornbills: Dragons, and Aoheng Dayak: Get Ready for 21st Century” dalam Voice of Nature, Vol. 20 hlm 36-39.
Steffensen, Sune Vork. (2007). “Language, Ecology and Society: An Introduction to Dialectical Linguistics”. Dalam Steffensen, S.V dan J. Nash (Eds). Language, Ecology and Society – a Dialectal Approach. London: Continuum.
Sudaryanto. 2015.. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sulastra, I Komang, Desak Putu Eka Pratiwi. 2022. "Ekoleksikon Bahasa Bali dalam Dongeng I Siap Selem", dalam prosiding Semnalisa, halaman 398-405. Diakses pada https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/semnalisa/article/view/4742/3680
DOI: http://dx.doi.org/10.25077/puitika.v20i1.581
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Ian Wahyuni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Puitika | ISSN: 2580-6009 (Online)
Published by Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
Email: puitika@hum.unand.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License