Harmoni Bunyi di Kota Kuali
Abstract
As a mining city, Sawahlunto was shaped by a variety of cultures. The city developed through the presence of workers from diverse cultural backgrounds. Over time, these different cultures interacted with one another. Through this process, some cultures coexisted harmoniously, while others merged to form new expressions as a result of acculturation. The arts, language, and way of life that emerged reflect the cultural processes that occurred. The cultural identity of Sawahlunto as a mining town exemplifies how the culture of mining or industrial communities is formed. This hybrid and heterogeneous identity holds intriguing cultural values, making it an interesting subject for further study to uncover insights into the process of cultural formation.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Asoka, Andi. dkk. 2005. Sawahlunto, Dulu, Kini dan Esok, Menyongsong Kota Wisata
Tambang yang Berbudaya. Padang: Pusat Studi Humaniora dan Pemerintah Kota
Sawahlunto.
Erman, Erwiza. 2005. Membaranya Batubara, Konflik Kelas dan Etnis
Ombilin-Sawahlunto-Sumatera Barat (1892-1996). Jakarta: Desantara.
Erman, Erwiza. 2012. Orang Rantai Dari Penjara ke Penjara. (cetakan II). Yogyakarta:
Penerbit Ombak dan Pemerintah Kota Sawahlunto.
Fahmi, Kharisma Bain, 2016. ”Sanggar Kesenian Karawitan Bina laras dalam lUsaha
Pelestarian Kesenian Wayang Kulit di Kota Sawahlunto, 2002-2012. Jurusan
Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas, Padang.
Hendry, Yon. 2011. “Musik Keroncong Campursari dalam Pluralitas Budaya Masyarakat
Sawahlunto”
, Resital, Jurnal Seni Pertunjukan, Vol.12, Nomor 1, ISI, Yogyakarta.
Komunitas Literasi Ombilin, 2020. Sawahlunto, Sejuta Cerita Rakyat. Pekanbaru: Salmah
Publishing.
Lindayanti, dkk. 2017. Kota Sawahlunto, Jalur Kereta Api dan Pelabuhan Teluk Bayur.
Padang: Minangkabau Press.
Saputra, Yonni. 2012. Jejak De Greve dalam Kenangan Sawahlunto. Yogyakarta: Penerbit
Ombak dan Pemerintah Kota Sawahlunto.
Syafril, Elsa Putri Emirsah. “Bahasa Tansi Sawahlunto: Bahasa 'Kreol Buruh' Pertama Di
Indonesia”
. Teras Zaman, diunduh pada jam 24 Oktober 2023, jam 8.53.
Yulfita, Ade Febri. 2023. “Hibridisasi pada Musik Keroncong Grup Orkes Keroncong
Buana Lestari Kota Sawahlunto: Studi Kasus Lagu Nasib Sawahlunto, Bugih
Lamo, dan Gasiang Tangkurak Ciptaan Syahrul Tarun Yusuf”
. Padangpanjang:
Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia.
Zubir, Zaiyardam. 2002. Pertempuran Nan Tak Kunjung Usai, Eksploitasi Buruh Tambang
Batubara Ombilin oleh Kolonial Belanda 1891-1927. Padang: Andalas University
Press.
Zubir, Zaiyardam. 2021. Radikalisme Kaum Pinggiran, Studi Tentang Ideologi, Isu, dan
Dampak Gerakan (Cetakan II). Padang: Minangkabau Press.
Zubir, Zaiyardam dan Zulqayyim. “Rontoknya Dominasi Negara di Tambang Batubara
Ombilin”
, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, No. II, Volume 1, 2014, Program Studi
Pendidikan Sosiologi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
PGRI Sumbar, Padang.
DOI: http://dx.doi.org/10.25077/puitika.v20i3.623
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Ivan Adilla
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Puitika | ISSN: 2580-6009 (Online)
Published by Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
Email: puitika@hum.unand.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License