GANGGUAN FONOLOGIS PENDERITA ANKYLOGLOSSIA PENUTUR BAHASA MELAYU RIAU

Yoffie Kharisma Dewi dan Gusdi Sastra

Abstract


Ankyloglossia is a condition that limits the tongue’s motion. It is also known as tongue-tie. Children with Ankyloglossia generally get the difficulty in sticking out their tongue, also influencing their eat manner, speaking, swallowing, and disturbing breastfeed. Ankyloglossia on children is different based on its severity degree; Mild Ankyloglossia, Moderate Ankyloglossia, and Complete Ankyloglossia (Horton, 1963). More severe its degree means more difficult the tongue moves. In speaking, tongue-tie can cause the words articulation error, especially on words that need tongue mobility’s going up such as in uttering R and L. This articulation error causes phonological disorder on Ankyloglossia’s sufferer. That disorder is phone substitution, phone omission, phone addition, and phone irregularity. In this research, child with Ankyloglossia is represented by Yogi. The purpose of the research is to observe and describe the phonological disorder in his speech.

This research is a qualitative research with cross-sectional single case study on subject ‘Yogi’. The method used in collecting data was observational method. In analyzing data, the method used was phonetic articulator of distributional method. The result of the research showed that phonological disorder of Yogi is caused by Mild Ankyloglossia factor. In the phonological disorder, phones substitution, and phones omission are found, but only in consonant [r]. Furthermore, phones addition in his speech is a kind of  glottal addition that commonly happened on children, meanwhile phones irregularity are not found at al. Therefore, the phonological disorder of Yogi generally is caused by Ankyloglossia

 

Key words: Ankyloglossia, Tongue-tie, Lingual frenulum, Phonological Disorder.


ABSTRAK

 

Ankyloglossia adalah suatu kondisi yang membatasi gerak lidah. Ankyloglossia juga dikenal dengan lidah dasi (tongue-tie). Anak dengan Ankyloglossia umumnya mengalami kesulitan dalam menjulurkan lidahnya, serta mempengaruhi cara anak makan, berbicara, menelan, dan mengganggu menyusui. Ankyloglossia pada anak berbeda-beda berdasarkan tingkat keparahannya, yakni Ankyloglossia Ringan, Ankyloglossia Moderat, dan Ankyloglossia Sempurna (Horton, 1963). Semakin tinggi tingkat keparahannya, maka semakin sulit lidah penderita Ankyloglossia tersebut bergerak. Dalam berbicara, tongue-tie dapat menyebabkan kesalahan artikulasi kata-kata, terutama pada huruf-huruf yang membutuhkan gerakan lidah ke atas, seperti pengucapan huruf R dan L. Kesalahan artikulasi ini menyebabkan gangguan fonologis pada penderita Ankyloglossia. Gangguan fonologis tersebut berupa penggantian fonem, penghilangan fonem, penambahan fonem, dan ketidakteraturan bunyi. Dalam Penelitian ini, anak dengan Ankyloglossia Ringan diwakili oleh Yogi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gangguan fonologis dalam tuturan Yogi yang disebabkan oleh Ankyloglossia yang ia alami.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus tunggal cross-sectional pada subjek ’Yogi’. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode simak. Dalam menganalisis data, metode yang digunakan adalah metode padan fonetis artikulatoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan fonologis yang dialami subjek disebabkan oleh Ankyloglossia. Pada gangguan fonologis, ditemukan penggantian fonem dan penghilangan fonem, namun hanya pada fonem [r] dan [l]. Di samping itu, penambahan bunyi yang muncul dalam tuturan Yogi merupakan bentuk penambahan glottal yang biasa terjadi pada anak-anak, sementara itu ketidakteraturan bunyi tidak ditemukan sama sekali. Dengan demikian, gangguan fonologis pada Yogi disebabkan oleh Ankyloglossia yang ia alami.

 

Kata Kunci: Ankyloglossia, Tongue-tie, Lingual frenulum, Gangguan Fonologis.


Full Text:

DOWNLOAD PDF

References


Aini, Dr. 2008. “Tounge Tie (Lidah Pendek).” Kemang Medical Care. http://www.kemangmedicalcare.com/kmc-tips/tips-anak/675-tounge-tie-lidah-pendek.html.

Amril, dan Ermanto. 2007. Fonologi Bahasa Indonesia. Padang: UNP Press.

Horton, Charles E., et al. 1963. “Tongue-Tie.” Medical Journal. American Cleft Palata Association, Chicago.

Lakalea, ML., Messner, AH. 2003. “Ankyloglossia: does it matter?”. (Vol. 50, hal: 381-97).

Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Neuman, W. Lawrence. 2003. Social Research Method: Qualitative and Quantitative Approaches. Pearson Education Company.

Penfield, W., and L. Roberts. 1959. Speech and Brain Mechanism. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Reader’s Digest Oxford Complete Word Finder: A Unique and Powerful Combination of Dictionary and the Thesaurus. 1996. Oxford: Clarendon Press.

Sastra, Gusdi. 2011. Neurolinguistik: Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Th Brauer, J. Tesak. 2006. Speech Therapy. 3rd edition. Schluz-Kirchner-Velag.




DOI: http://dx.doi.org/10.25077/puitika.11.1.11--25.2015

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Jurnal Puitika



Puitika | ISSN: 2580-6009 (Online) 

Published by Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
Email: puitika@hum.unand.ac.id

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License